Pengertian dan hikmah nuzulul qur'an

Pengertian dan Hikmah
Nuzulul Qur’an – Nuzulul
Qur’an merupakan sebuah
mukjizat Allah SWT karena
peristiwa ini merupakan
proses turunnya Al-Qur’an
kepada Rasul Muhammad
SAW untuk memberi petujuk
kepada manusia. Turunya al-
Qur’an merupakan peristiwa
besar yang sekaligus
menyatakan kedudukannya
bagi penghuni langit dan
penghuni bumi. Karenanya
kita harus mengetahui
Pengertian dan Hikmah
Nuzulul Qur’an secara
menyeluruh. Artinya di sini
Pengertian dan Hikmah
Nuzulul Qur’an kita kita harus
mampu mengimplementasikan
Al-Qur’an dalam diri kita
masing-masing. hikmah
nuzulul quran
Tujuan Khusus Dari Nuzulul
Qur’an dan pengertian nuzulul
Qur’an
Memberikan Petunjuk kepada
semua makhluk ke jalan yang
lurus, sebagai adanya targhib
dan tarhib, untuk dapat
melaksanakan syari’at Allah
SWT. Sebagai Jawaban
terhadap pertanyaan dan juga
penjelasan bagi mereka,
seperti turunya Al-Anfal 1,
dan an-Nisa’ : 127
Pengertian Nuzulul Qur’an
Proses Turunnya Al-Qur’an
Faedah diturunkan Al-Qur’an
secara berangsur-angsur
Ayat yang pertama dan
terakhir diturunkan
Cara Penyampaian Wahyu
( Al-Qur’an )
Nuzulul Qur’an
A. Proses Turunnya Al-Qur’an
Allah SWT menurunkan Al-
Qur’an kepada Rasul
Muhammad SAW untuk
memberi petujuk kepada
manusia. Turunya al-Qur’an
merupakan peristiwa besar
yang sekaligus menyatakan
kedudukannya bagi penghuni
langit dan penghuni bumi.
Maka turunya Al-Qur’an
dengan dua tahapan, yaitu :
Pertama : Al-Qur’an turun
pada malam lailatul qadar
pada malam kemulyaan,
merupakan pemberitahuan
Allah SWT kepada alam
tingkat tinggi yang terdiri dari
malaikat-malakat akan
kemulyaan umat Nabi
Muhamad SAW.
Kedua : Turunya Al-Qur’an
secara bertahap (
munajaman ), dengan tujuan
menguatkan hati Rasul SAW
dan menghibur serta
mengikuti peristiwa dan
kejadian-kejadian sampai
Allah SWT menyempurnakan
agama ini dan mencukupi
nikmat-nikmat-Nya.
Perbedaan turunnya Al-Qur’an
secara sekaligus dan
berangsur-angsur disebabkan
karena merujuk kepada dua
kata anzala dan nazala dalam
ayat surat al-Isra’ : 105.
ِّﻖَﺤْﻟﺎِﺑَﻭُﻩﺎَﻨْﻟَﺰﻧَﺃِّﻖَﺤْﻟﺎِﺑَﻭَﻝَﺰَﻧ
َﻙﺎَﻨْﻠَﺳْﺭَﺃﺂَﻣَﻭَّﻻِﺇﺍًﺮِّﺸَﺒُﻣﺍًﺮﻳِﺬَﻧَﻭ*-
ﺀﺍﺮﺳﻹﺍ- 105 :
Dan Raghib al-Asfahani
mengatakan : perbedaan dua
kata tersebut, kata inzal dan
tanzil, Yaitubahwa kata tanzil
( ﻞﻳﺰﻨﺘﻟﺍ ) dimaksudkan
berkenaan turunya Al-Qur’an
secara berangsur-angsur (
ﺎﻗّﺮﻔﻣ ),atau ( ﺎﻤﺠﻨﻣ )Sedangkan
kata inzal ditujukan
berkenaan turunya al-qur’an
secara sekaligus ( ﺔﻠﻤﺟ ).
Dasar turunnya Al-Qur’an
sekaligus
ﺎَّﻧِﺇُﻩﺎَﻨْﻟَﺰْﻧَﺃﻲِﻓٍﺔَﻠْﻴَﻟٍﺔَﻛَﺭﺎَﺒُﻣﺎَّﻧِﺇﺎَّﻨُﻛ
َﻦﻳِﺭِﺬْﻨُﻣ- *ﻥﺎﺧﺪﻟﺍ– 3 :
“Sesumgguhmya Kami
menurunkan ( Al-Qur’an )
pada malam yang diberkahi
dan sesungguhnya Kamilah
yang memberi peringatan “.
( QS. Al-Dhukhan : 3 )
Firman Allah SWTSurat Al-
Baqarah : 185
ُﺮْﻬَﺷَﻥﺎَﻀَﻣَﺭﻱِﺬَّﻟﺍَﻝِﺰْﻧُﺃِﻪﻴِﻓُﻥﺍَﺀْﺮُﻘْﻟﺍ
ﻯًﺪُﻫِﺱﺎَّﻨﻠِﻟٍﺕﺎَﻨِّﻴَﺑَﻭَﻦِﻣﻯَﺪُﻬْﻟﺍ
ِﻥﺎَﻗْﺮُﻔْﻟﺍَﻭ- *ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ- 185 :
“ Bulan Ramadhan bulan yang
didalmnya diturunkan Al-
Qur’an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan
mengenai petunjuk itu dan
pembeda antara yang hak dan
yang bathil “ ( QS. Al-
Basqarah : 185 ).
Firman Allah SWT surat Al-
Qadr : 1
ﺎَّﻧِﺇُﻩﺎَﻨْﻟَﺰْﻧَﺃﻲِﻓِﺔَﻠْﻴَﻟِﺭْﺪَﻘْﻟﺍ*–ﺭﺪﻘﻟﺍ:
- 1
“ Sesungguhnya Kami telah
menurunkan Al-Qur’an pada
malam kemulyaan “ ( QS. Al-
Qadr : 1 )
Hadits Nabi yang diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas ra, bahwa ia
berkata :
ﻝﺰﻧﺃُﻥﺃﺮﻘﻟﺍًﺔﻠﻤﺟﺓﺪﺣﺍﻭًﻰﻟﺇِﺀﺎَﻤﺴﻟﺍ
ﺎﻴﻧﺪﻟﺍَﻥﺎﻛﻭِﻊﻗﺍﻮﻤﺑِﻡﻮﺠﻨﻟﺍﻥﺎﻛﻭُﻪﻠﻟﺍ
ﻪﻟﺰﻨُﻳُﻰﻠﻋﻪﻟﻮﺳﺭﻰﻠﺻﻪﻠﻟﺍﻴﻠﻋ
ٍﺾﻌﺑ ﺮﺛﺇ ﻰﻓ ﻪﻀﻌﺑ ّﻢﻠﺳﻭ.
“Allah menurunkan Al-Qur’an
sekaligus ke langit dunia,
tempat turunnya secara
berangsur-angsur.Lalu Dia
menurunkannya kepada Rasul-
Nya SAW bagian demi bagian.
“ ( HR. Al Hakim dan al-
Baihaqi )
Dalam riwayat Ibnu Abbas ra
yang lain, beliau berkata :
َﻝﺰﻧﺃُﻥﺃﺮﻘﻟﺍﻰﻓِﺔﻠﻴﻟِﺭﺪﻘﻟﺍﻰﻓﻯﺮﻬَﺷ
ﻥﺎﻀﻣﺭﻰﻟﺇﺀﺎﻤﺴﻟﺍﺎﻴﻧﺪﻟﺍًﺔﻠﻤﺟًﺓﺪﺣﺍﻭ
ًﺎﻣﻮﺠﻧ ﻝﺰﻧﺃ ﻢﺛ.
“Al-qur’an diturunkan pada
malam lailatul Qadar pada
bulan Ramadhan ke langit
dunia sekaligus, lalu ia
menurunkan secara
berangsur-angsur “. ( HR. Al-
Tabrani ).
Dasar Turun nya Al-Qur’an
berangsur-angsur
Firman Allah SWT surat al-
Isra’ : 106
ﺎًﻧﺍَﺀْﺮُﻗَﻭُﻩﺎَﻨْﻗَﺮَﻓُﻩَﺃَﺮْﻘَﺘِﻟﻰَﻠَﻋِﺱﺎَّﻨﻟﺍﻰَﻠَﻋ
ٍﺚْﻜُﻣُﻩﺎَﻨْﻟَّﺰَﻧَﻭﺎًﻠﻳِﺰْﻨَﺗ*–ﺀﺍﺮﺳﻹﺍ:
_106
“Dan Al-Qur’an telah Kami
turunkan dengan berangsur-
angsur, agar kamu
membacanya perlahan-lahan
kepada manusia dan Kami
menurunkannya bagian-demi
bagian . “ ( QS. Al-Isra’ : 106 ).
Dan Firman Allah SWT surat
Al-Furqan : 32
َﻝﺎَﻗَﻭَﻦﻳِﺬَّﻟﺍﺍﻭُﺮَﻔَﻛﺎَﻟْﻮَﻟَﻝِّﺰُﻧِﻪْﻴَﻠَﻋ
ُﻥﺍَﺀْﺮُﻘْﻟﺍًﺔَﻠْﻤُﺟًﺓَﺪِﺣﺍَﻭَﻚِﻟَﺬَﻛَﺖِّﺒَﺜُﻨِﻟِﻪِﺑ
َﻙَﺩﺍَﺆُﻓُﻩﺎَﻨْﻠَّﺗَﺭَﻭﺎًﻠﻴِﺗْﺮَﺗ– *ﻥﺎﻗﺮﻔﻟﺍ32 :

“Berkatalah orang-orang
kafir : “ mengapa Al-Qur’an
tidak dirunkan kepadanya
sekali turun saja ? Demikian
supaya Kami perkuat hatimu
dengannya, dan Kami
membacakannya kelompk
demi kelompok “. ( QS. Al-
Furqon : 32 ).
Hikmah Turunnya Al-Qur’an
dengan berangsur-angsur
Hikmah Turunnya Al-Qur’an
dengan beransur-angsur.
Pertama : Menguatkan dan
meneguhkan hati Raulullah
SAW, dalam rangka
menyampaikan dakwahnya
dalam menghadapi celaan
orang-orang musyrik.
Sebagaimana Al-Qur’an Surat :
Al-Furqan : 32
َﻝﺎَﻗَﻭَﻦﻳِﺬَّﻟﺍﺍﻭُﺮَﻔَﻛَﻻْﻮَﻟَﻝِّﺰُﻧِﻪْﻴَﻠَﻋ
ُﻥﺍَﺀْﺮُﻘْﻟﺍًﺔَﻠْﻤُﺟًﺓَﺪِﺣﺍَﻭَﻚِﻟَﺬَﻛَﺖِّﺒَﺜُﻨِﻟِﻪِﺑ
َﻙَﺩﺍَﺆُﻓًﻼﻴِﺗْﺮَﺗ ُﻩﺎَﻨْﻠَّﺗَﺭَﻭ– *ﻥﺎﻗﺮﻔﻟﺍ32 :
-
Artinya : “Berkatalah orang-
orang kafir:”Mengapa al-
Qur’an itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja?”;
demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya
dan Kami membacakannya
secara tartil (teratur dan
benar). (QS.Al-Furqan / 25:32)
Kedua : Mempermudah
hafalan dan pemahaman,
karena Al-Qur’an diturunkan
ditengah-tengah umat yang
ummi dan yang tidak pandai
membaca dan menulis.
Sebagaiman Allah SWT
menegaskan dalam Al-Qur’an
suratAl-Qamar : 17.
ْﺪَﻘَﻟَﻭﺎَﻧْﺮَّﺴَﻳَﻥﺍَﺀْﺮُﻘْﻟﺍِﺮْﻛِّﺬﻠِﻟْﻞَﻬَﻓﻦِﻣ
ٍﺮِﻛَّﺪُّﻣ- *ﺮﻤﻘﻟﺍ- 22 :
Ketiga : Sebagai pendidikan
terhadap umat islam, dengan
turunnya Al-Qur’an dengan
cara bertahap, pelajaran
dengan sabar dan hati-hati
dalam menghadapi segala
cobaan, dan bertahap dalam
memahami hukum islam.
Keempat : Denga cara ini,
turunya ayat sesuai dengan
peristiwa yang terjadi akan
lebih berkesan dihati, karena
segala persoalan dapat
ditanyakan langsung kepada
Nabi SAW, seperti yang
terjadi, dan Al-Qur’an
langsung menjawabnya, dalam
persoalanistri su’ad bin Rabi’
yang datang kepada
Rasulullah.
Diriwayatkan oleh Jabir bin
Abdullah, berkata : “ telah
datang seorang istri dari Su’ad
bin Rabi’ kepada Rasul SAW
dan bersamanya dua orang
anak perempuan, dan
berkata : “ Ya Rasul ! kedua
anak perempuan ini adalah
putri dari Su’ad yang terbunuh
dalam perang Uhud, dan
pamannya tidak memberikan
hak keduanya. Maka bersabda
Rasulullah SAW dalam
persoalan tersebut dengan
turunnya ayat, QS. Al-Nisa’ :
11.
ُﻢُﻜﻴِﺻﻮﻳِّﻆَﺣ ُﻞْﺜِﻣ ِﺮَﻛَّﺬﻠِﻟ ْﻢُﻛِﺩَﻻْﻭَﺃ ﻲِﻓ ُﻪﻠﻟﺍ
ِﻦْﻴَﻴَﺜﻧُﻷْﺍﻥِﺈَﻓَّﻦُﻛًﺀﺂَﺴِﻧَﻕْﻮَﻓِﻦْﻴَﺘَﻨْﺛﺍ
َّﻦُﻬَﻠَﻓَﻙَﺮَﺗﺎَﻣ ﺎَﺜُﻠُﺛْﺖَﻧﺎَﻛ ﻥِﺇَﻭﺎَﻬَﻠَﻓ ًﺓَﺪِﺣﺍَﻭ
ُﻒْﺼِّﻨﻟﺍِﻪْﻳَﻮَﺑَﻷَﻭِّﻞُﻜِﻟٍﺪِﺣﺍَﻭﺎَﻤُﻬْﻨِّﻣ
ُﺱُﺪُّﺴﻟﺍﺎَّﻤِﻣَﻙَﺮَﺗﻥِﺇَﻥﺎَﻛُﻪَﻟُُﺪَﻟَﻭْﻢَّﻟ ﻥِﺈَﻓ
ﻦُﻜَﻳُﻪَّﻟُُﺪَﻟَﻭُﻪَﺛِﺭَﻭَﻭُﻩﺍَﻮَﺑَﺃِﻪِّﻣُﻸَﻓُﺚُﻠُّﺜﻟﺍ
ْﻥِﺈَﻓَﻥﺎَﻛُﻪَﻟٌﺓَﻮْﺧِﺇِﻪَّﻣُﻸَﻓُﺱُﺪُّﺴﻟﺍﻦِﻣ
ِﺪْﻌَﺑٍﺔَّﻴِﺻَﻭﻰِﺻﻮُﻳٍﻦْﻳَﺩْﻭَﺃﺂَﻬِﺑْﻢُﻛُﺅﺂَﺑﺍَﺀ
ْﻢُﻛُﺅﺎَﻨْﺑَﺃَﻭَﻥﻭُﺭْﺪَﺗَﻻْﻢُﻬُّﻳَﺃُﺏَﺮْﻗَﺃْﻢُﻜَﻟﺎًﻌْﻔَﻧ
ًﺔَﻀﻳِﺮَﻓَﻦِّﻣِﻪﻠﻟﺍَّﻥِﺇَﻪﻠﻟﺍَﻥﺎَﻛﺎًﻤﻴِﻠَﻋ
ﺎًﻤﻴِﻜَﺣ- *ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ- 11 :
Kelima : Bukti yang pasti (
mu’jizat ) bahwa Al-Qur’an
adalah dari sisi Allah SWT
Yang Maha bijaksana dan
Maha Terpuji. Ketika terjadi
pengingkaran terhadap Al-
Qur’an itu, maka Allah untuk
mendatangkan yang serupa
dengannya, maka sekali lagi
Allah menegasakan tidak
akan bisa sebagaimana Allah
SWT berfirman : QS. Al-Isra’ :
88, QS. Hud : 13, QS. Al-
Baqarah : 23.
Bukti Kemukjizatan
ﻞُﻗِﺖَﻌَﻤَﺘْﺟﺍ ِﻦِﺌَّﻟُّﻦِﺠْﻟﺍَﻭ ُﺲﻧِﻹْﺍﻥَﺃ ﻰَﻠَﻋ
ﺍﻮُﺗْﺄَﻳِﻞْﺜِﻤِﺑﺍَﺬَﻫِﻥﺍَﺀْﺮُﻘْﻟﺍَﻥﻮُﺗْﺄَﻳَﻻِﻪِﻠْﺜِﻤِﺑ
َﻥﺎَﻛْﻮَﻟَﻭْﻢُﻬُﻀْﻌَﺑٍﺾْﻌَﺒِﻟﺍًﺮﻴِﻬَﻇ(
ﺀﺍﺮﺳﻹﺍ( 88 :
ْﻡَﺃَﻥْﻮُﻟْﻮُﻘَﻳُﻩﺍَﺮَﺘﻓْﺍْﻞُﻗﺍْﻮُﺗْﺄَﻓِﺮْﺸَﻌِﺑٍﺭَﻮُﺳ
ِﻪِﻠْﺜِﻣٍﺕﺎَﻳَﺮَﺘْﻔُﻣﺍْﻮُﻋْﺩﺍَﻭِﻦَﻣْﻢُﺘْﻌَﻄَﺘْﺳﺍْﻦِﻣ
َﻦْﻴِﻗِﺩﺎَﺻ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ْﻥِﺇ ِﻪﻠﻟﺍ ِﻥْﻭُﺩ(ﺩﻮﻫ( 13 :
ﻥِﺇَﻭْﻢُﺘﻨُﻛٍﺐْﻳَﺭ ﻲِﻓﺎَﻨْﻟَّﺰَﻧ ﺎَّﻤِﻣﺎَﻧِﺪْﺒَﻋ ﻰَﻠَﻋ
ﺍﻮُﺗْﺄَﻓٍﺓَﺭﻮُﺴِﺑﻦِﻣِﻪِﻠْﺜِّﻣﺍﻮُﻋْﺩﺍَﻭﻢُﻛَﺀﺁَﺪَﻬُﺷ
ﻦِّﻣِﻥﻭُﺩِﻪَّﻠﻟﺍﻥِﺇْﻢُﺘﻨُﻛَﻦﻴِﻗِﺩﺎَﺻ
)ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ( 23 :
Ayat yang pertama dan
terakhir diturunkan.
Pertama : Berkata As-Suyutti,
tentang yang pertama
turunnya Al-Qur’an sesuai
dengan pendapat yang shahih,
yaitu firman Allah SWT surat
al-Alaq: 1-5.
Kedua : Yang Terakhir Kali
Ayat turun dari Al-Qur’an.
Perselisihan yang terjadi
dikalangan para ulama
tentang ayat yang terakhir
turun adalah berdasarkan
dalil yangmarfu’, sehingga
menyebabkan terjadinya
banyak perselisihan pendapat.
Dan pendapat yang rajih
( kuat ) tentang yang terakhir
turun dalam Al-Qur’an
adalahsurat Al-Baqarah : 281.
[i]
ﺍﻮُﻘَّﺗﺍَﻭﺎًﻣْﻮَﻳَﻥﻮُﻌَﺟْﺮُﺗِﻪﻴِﻓﻰَﻟِﺇِﻪَّﻠﻟﺍَّﻢُﺛ
ﻰَّﻓَﻮُﺗُّﻞُﻛٍﺲْﻔَﻧﺎَﻣْﺖَﺒَﺴَﻛْﻢُﻫَﻭﺎَﻟ
َﻥﻮُﻤَﻠْﻈُﻳ- *ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ- 281 :
Cara turunnya wahyu ( al-
Qur’an )
Pertama : Datang kepada
Rasul SAW Malaikat seperti
dencingan suara lonceng yang
amat kuat, dari musnad imam
Ahmad, dari Abdullah bin
Umar, aku bertanya kepada
Rasul, Apakah anda ya Rasul
menyadari tetang turunnya
wahyu ?, Rasul Menjawab :
aku mendengar suara
dencingan lonceng, kemudian
aku diam, tiba-tiba aku tidak
sadarkan diri, ternyata
turunnya wahyu. Dan cara ini
adalah cara yang terberat,
dan dikatakan demikian
diantara turunnya ayat
berkenaan tetang janji dan
ancaman.
Kedua : Malaikat datang
kepada Rasul bagaikan
seorang laki-laki, dan
menyampaikan wahyu,
demikian sebagaimana hadits
shahih. Dan cara yang
demikian adalah cara yang
lebih ringan dari cara yang
pertama. Karena cara ini,
Malaikat sebagaimana
layaknya saudara saudara
yang lain, dan berbicara baik
secara sadar seperti pada saat
isradan mi’raj, dan dalam
keadaan tidur seperti hadits
Muaz bin Jabal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar